Kebingunganku semakin menjadi jadi, saat memasuki gedung GBK setelah melewati pintu masuk yang dijaga. Orang berjubel masuk layaknya seperti orang menonton konser musik terkenal. Ya, persis. Suara dentuman musik bergema. Jenis musik dengan rentak keras begitu masuk gelanggang volley di Gelora Bung Karno. Ini seminar apa? Masak seminar ada musik keras. Orang orang dengan stelan jas dan dasi, rapi, bawa ransel, terus ada name tag dan pin di dada nya.. Saya tidak tahu pin apa yang mereka pakai, ada warna emas, perak dan ada juga dari plastic bertulis “early bird”. Hampir saja aku keluar lagi, jika pintu masuk dan keluar sama, pasti aku sudah keluar. Benar.. Benar benar tidak nyaman.
Semua kursi pada bagian bawah terisi penuh, termpat duduk di tribun atas masih terlihat ada yang kosong. Orang duduk berkelompok. Tapi semua ramah dan saling bersalaman penuh senyum. Saya tidak tahu apa yang mereka katakan.. “Selamat Pak / Buk.. Earlybird”, katanya.. Sambil berjalan ketempat yang masih kosong, dipojok dekat tiang lampu aku duduk juga, walupun kesal dan heran.. Ini organisasi apa? Seminar apa? Kok begini..! aku mengupat. Aku pilih tempat duduk disudut yang agak redup. Ku hempaskan kekecewaanku, aku tekan emosi.. HP ku berdering “ Selamat pagi pak …! Bapak duduk dimana?” .. Tidak terlalu jelas ku dengan dari HP ku, karena suara musik yang kencang. “ Ya pak saya duduk di kursi kuning, di tribun atas dekat lampu “ jawab ku asal saja. Untuk apa juga aku ngasih tahu tempat dudukku.
“Baik pak saya kesana” balasnya.. Ku lihat panggung nya sangat bagus, besar dengan lampu lampu yang semarak, Ada kata kata…”Early Bird”… Go ELC” dan figura berbentuk berlian bercahaya, lightingnya sangat bagus.
Ku lihat ada pasangan berjalan menaiki tangga – tangga, melewati kursi kursi menuju ke arah kursi kuning yang ku katakan tadi. Saya jadi bertambah heran.. ngapain mereka nyamperin ku.. jauh jauh dari sofa tempat duduknya dibawah dekat panggung. Pasangan itu adalah orang yang mengundangku ke acara seminar “gila’ ini. “Hai pak … Selamat.. Bapak sudah datang ke seminar ini, Bapak pasti akan mendapat banyak dari Seminar ini” kata beliau. Penampilan beliau sangat elegan, pakaiannya rapi, baju putih dengan jas hitam dan dasi merah maroon, serasi dengan shal yang dipakai oleh pasangannya. Ada Pin oval warna emas di dadanya dan juga ada pin dari plastic bertulis earlybird dibawahnya. Sempat ku lihat tapi aku tak mau tahulah itu. “Terima kasih pak’ jawab ku yang kutahu dan beliaupun pasti tahu itu jawaban hambar. Berbincang sebentar, dan pasangan itu menggenggam tangan ku erat, mantap dan mengatakan “sukses pak” dan beliau pamit turun kembali ke kursinya. Saya terduduk heran. Seminar “gila” tapi orangnya ramah dan hambal.
Dan Seminar “gila” dimulai.
MC keluar dari kandangnya, …. Selamat Datang Semuaaanyaa….! Suaranya penuh semangat, disambut oleh musik penuh semangat..Orang orang berdiri, bertepuk tangan, dan bahkan ada yang naik ke kursi.. Disebelah saya seorang bapak yang berusia diatas saya juga sangat bersemangat. Dibelakang saya anak muda mungkin mahasiswa lebih gila lagi..Meraka neniup trompet.. persis dibelakang ku. Saya makin terhimpit dalam keheranan saya.
Saya dengan kepribadian melankolis pasti tidak suka yang begini. Suka dengan ketenangan, kerapian, cinta damai – sangat terprofokasi dengan suasana ini. Saya hanya duduk. Selang beberapa lama suasana jadi tertip, sangat tertib.. MC membuka acara, orang orang duduk dengan rapi, tiada ada lagi gemuruh music, tepuk tangan atau tromet yang ada suara MC menyapa peserta secara umum, dan memanggil pembicara.
Pakai Masker Oksigenmu terlebih dulu, baru membantu yang lain
Musik kembali bergema, ketika sepasang pembicara naik ke atas panggung. Meraka orang bule, berasal dari Australia, demikian kata MC nya. Pembicara itu berpakain sangat necis ala professional pengusaha sukses. Jarak saya ke panggung sekitar 50 Meter, untung ada monitor besar yang dipasang menghadap empat sisi ditengah, sehingga saya dan semua pengunjung dapat melihat wajah orang yang dipanggung dengan jelas. Umur laki laki pembicara itu sekitar 65 tahunan. Terlihat dari raut wajahnya. Tapi terlihat sehat dan energik. Sementara pasangannya perempuan cantik berusaia kira kira 60 tahunan. Sesaat mereka ikut dalam gemuruh musik dan tepuk tangan, tapi sesaat suasana kembali hening setelah mereka dengan hormat dan tunduk mengatakan.., “thank you…thank you.. please site down.. terima kasih terima kasih, silahakan duduk.” kata penterjemahnya. . Walaupun pembicaranya berbahasa Inggeris tapi ada penterjemahnya dengan bahasa- dialek yang baik dan mudah dimengerti. “ Anda semua adalah orang yang beruntung, sangat bersemangat, dan saya bersemangat karena anda bersemangat “ katanya dan disambut gemuruh tepuk tangan dari peserta.
Hampir satu jam mereka berbicara, tidak seperti seminar seminar yang sudah puluhan kali ku ikuti. Duduk tertib, pakai makalah, bicara tentang konsep yang sangat berat, dan ditutup dengan rencana aksi bagaimana menjalankannya- penyerahan sertifikat dan tanda tangan absensi . Ini tidak… tidak ada itu..!, Pembicara menceritakan pengalaman mereka, apa yang telah mereka lakukan, “ Membicarakan yang sudah dilakukan, dan melakukan apa yang sudah dibicarakan”.. Saya mulai connect.
“Cita cita orang pada umumnya adalah untuk menjadi kaya, dan hanya sedikit orang yang bercita cita menjadi orang significant. Kaya hanya terbatas untuk dirinya- pribadinya, baik kebendaan maupun non kebendaan. Significant adalah orang yang bisa membantu orang lain menjadi orang berdaya”, katanya.
Membantu orang adalah cita cita yang mulia. Banyak orang yang membutuhkan bantuan. Dalam linkungan keluarga saja masih banyak yang harus dibantu, di lingkungan terdekat masih ada anak anak yang tidak mampu membayar uang sekolahnya dan akhirnya putus sekolah.
Anganku melayang membayangkan betapa banyaknya sanak saudara dan orang orang sekitarku yang membutuhkan bantuan. Kehidupan yang belum layak, mungkin karena mereka belum punya kesempatan untuk hidup layak. Sementara aku bisa membantu seadanya. Itupun pada waktu dan momen tertetu pula, misalnya saat lebaran, pesta atau kemalangan. Jumlahnyapun seadanya. Sementara untuk kehidupan yang panjang, dari mana?
Cita bukan hanya tinggal dalam angan. “Bagaimana kita membantu orang yang lemah kalau kita sendiri masih lemah, Bagaimana kita bisa memberi makan orang, kalau kita sendiri masih kelaparan- Pakai masker oksigen anda terlebih dahulu, baru membantu orang lain”. Inilah point yang saya tangkap dari sesi seminar kali ini. Saya menjadi mengerti makna kehidupan. Seminar ini bukan bicara konsep, tapi bicara pengalaman.
Saya jadi malu hati atas sikapku yang tadi menyepelekan seminar ini, ternyata ada suatu seminar yang berbicara tentang kehidupan. “Ya.. saya harus memakai masker oksigenku terlebih dahulu, agar bisa membantu orang lain”, itulah tekad ku……… <>