Ketika kamu makan buah jeruk, sebaiknya benang banang halus pada suing jeruknya jangan dibuang, atau makan salak selaput tipis pada daging buah jangan dibuang. Malah jika makan buah apel sebaiknya kulitnya jangan dikupas, tapi harus kamu cuci dulu dong sebelum dimakan.
Tahukah kamu bahwa sayuran dan buah buahan mempunyai beraneka warna. Sayuran yang pada umumnya hijau, tapia da juga yang berwarna ungu, merah dan kuning. Keanekaan warna itu menunjukan kandungan gizi dan vitamin yang berbeda pula.Karena itu kamu dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran beraneka warna untuk mendapatkan zat gizi yang beragam. Akan tetapi, pernahkah kamu tahu dari mana asalnya warna-warni buah dan sayuran? Warna-warni ini berasal dari fitonutrien.
Apa itu fitonutrien?
Banyak dintara kita yang tidak tahu tentang Fitonutrien .Fitonutrien atau disebut jugag dengan fitokimia, adalah senyawa alami yang dihasilkan oleh tumbuhan. Bahan yang ini menjaga kesehatan tumbuhan serta melindunginya oksidasi yang disebabkan oleh paparan matahari, iklim dan bahkan serangga. Semua kandungan gizi dan vitamin yang ada dalam buah dan sayuran ini menjadi efektif karena ada bahan fitonutrien ini.
Istilah “fitonutrien” (phytonutrient) berasal dari bahasa Yunani “phyto” yang berarti tumbuhan. Ini karena zat fitokimia hanya ditemukan pada makanan yang berasal dari tumbuhan seperti buah dan sayur. Meskipun fitonutrien ini bukan zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuhmu seperti karbo hidrat, protein dan sebagainya, tapi zat kimia ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit dan membantu tubuh bekerja secara maksimal.
Menurut penelitian ada lebih dari 25.000 zat fitokimia yang terkandung dalam bahan makanan. Beberapa zat yang paling sering ditemukan yakni:
- karotenoid,
- flavonoid
- glukosinolat, dan
- resveratrol.
Zat fitokimia berperan dalam memberikan warna, rasa, dan aroma bahan makanan. Jadi, bahan makanan dengan zat ini biasanya berwarna-warni. Meski begitu, ada pula bahan makanan berwarna putih yang mengandung fitokimia, seperti bawang.
Fitonutrien, adalah yang membedakan antara vitamin C yang dikandung pada buah jeruk asli dengan vitamin C hasil ekrtaksi jeruk, dan vitamin C yang sintetik. Jika kamu makan buah jeruk maka kamu bukan hanya mendapatkan vitamin C tapi sekaligus fitonutriennya, dan jika kamu mengkonsumsi vitamin C (pabrikasi) maka yang kamu dapatakan hanya vitaminnya saja. Terus apa beda nya?. Vitamin C dengan fitonutrien akan mudah diserap tubuh efektifitasnya sangat tinggi, dan memberikan manfaat bagi kesehatanmu.
Karena itu sekarang banyak teknologi membuat vitamin dari buah dan sayuran tanpa menghilangkan fitonutriennya, ketimbang ektraksi saja.Kamu bisa cari di toko suplemen langgananmu vitamin vitamin dengan fitonutrien ini.
Manfaat fitonutrien menurut jenisnya
Menutut beberapa jurmal salah satunya dari. Dr Patricia Lukas Goentoro dari FKUI,
beberapa senyawa kimia pada tumbuhan yang paling umum dan manfaatnya bagi Kesehatan
Karotenoid
Karotenoid merupakan zat yang memberikan warna kuning, oranye, dan merah pada buah dan sayur. Ada lebih dari 600 jenis senyawa alami pada tumbuhan yang tergolong karotenoid, di antaranya alfa-karoten, beta karoten likopen, dan zeaxanthin.
Karotenoid berfungsi sebagai anti oksidan yang menangkal efek radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes.
Selain itu, karotenoid seperti alfa dan beta-karoten juga merupakan prekursor (bahan baku) vitamin A. Anda bisa mendapatkan semua manfaat ini dengan mengonsumsi wortel, labu, tomat, jeruk, ubi merah, dan beberapa sayur dan buah.
Flavonoid
Flavonoid yaitu fitonutrien yang tidak memberikan pigmen warna. Senyawa alami ini berguna untuk mengurangi peradangan dalam tubuh, menghambat pertumbuhan tumor, dan meningkatkan produksi enzim detoksifikasi.
Ada banyak subkelompok flavonoid, misalnya antosianin, flavanon, katekin, dan flavonol. Beberapa subkelompok ini terbagi lagi menjadi senyawa-senyawa lain, misalnya isoflavon terdiri atas genistein, daidzein, dan fitoestrogen.
Makanan yang mengandung flavonoid biasanya merupakan makanan kaya antioksidan. Anda dapat menemukannya dalam apel, bawang bombai, kacang-kacangan, dan jahe. Ada pula sumber berupa minuman seperti kopi dan teh hijau.
Glukosinolat
Glukosinolat yaitu fitonutrien yang banyak kita temukan pada sayuran berbonggol seperti kol,pakcoi, kubis, dan brokoli. Senyawa ini dapat mengurangi peradangan serta membantu proses metabolisme dan respons stres pada tubuh Anda.
Menurut sejumlah penelitian pada hewan, glukosinolat juga berpotensi untuk mencegah kanker. Ketika sel tumbuhan terluka (baik karena dimasak atau dikunyah), enzim yang disebut myrosinase akan memecah glukosinolat menjadi isotiosianat.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa isotiosianat memiliki sifat antitumor dengan cara menghambat pertumbuhan sel tumor. Tidak hanya itu, isotiosianat juga mematikan karsinogen dan melindungi DNA sel dari kerusakan.
Asam elagik
Asam elagik merupakan fitonutrien dari kelompok yang sama dengan flavonoid. Seperti antioksidan lainnya, asam elagik banyak ditemukan pada buah, sayuran, dan kacang. Uniknya, zat ini juga terkandung dalam beberapa jenis jamur.
Sebagai antioksidan, asam elagik berperan penting menangkal efek radikal bebas pada sel tubuh. Menurut sebuah studi dalam jurnal Cancer Biology and Medicine senyawa ini dapat berikatan dengan sel kanker dan menghambat pertumbuhannya.
Sementara itu, studi lainnya terhadap hewan menunjukkan khasiat asam elagik dalam mengurangi peradangan. Asam elagik diduga dapat mencegah kerusakan kulit akibat sinar UV, tapi manfaatnya pada tubuh manusia masih perlu dikaji lebih lanjut.
Resveratrol
Resveratrol terkandung dalam beberapa jenis buah, tapi zat fitokimia ini paling banyak ditemukan dalam berbagai bagian buang anggur dan anggur merah. Berkat manfaatnya yang beragam, resveratrol kini juga banyak diproduksi dalam bentuk suplemen.
Sifat antioksidan pada resveratrol terbukti bisa menurunkan tekanan darah. Resveratrol bekerja dengan memproduksi nitrat oksida, yakni senyawa yang membuat pembuluh darah Anda menjadi lebih rileks.
Tak hanya itu, konsumsi makanan mengandung resveratrol juga membantu mengurangi lemak serta menurunkan risiko pikun dan penyakit gula. Semua manfaat ini berasal dari sifat-sifat antiradang yang ada pada resveratrol.
Fitoestrogen
Fitoestrogen mempunyai cara kerja yang mirip dengan hormon estrogen. Pada wanita, hormon estrogen dapat meredakan keluhan terkait menopause seperti munculnya ruam merah pada kulit (hot flashes), rasa menggigil, jerawat, dan sebagainya.
Anda bisa menemukan fitonutrien ini dalam berbagai bahan makanan, terutama wortel, kacang kedelai,jeruk, kopi, dan kacang-kacangan. Produk-produk dari kacang kedelai seperti tempe, tahu, dan susu kedelai juga banyak mengandung fitoestrogen.
Kendati bermanfaat, penggunaan fitoestrogen hingga kini masih menuai kontroversi. Pasalnya, beberapa studi menunjukkan bahwa zat ini mungkin bisa mengganggu fungsi hormon alami tubuh dan meningkatkan risiko kanker payudara.
Fitonutrien merupakan bahan kimia yang di hasilkan secara alami oleh tumbuhan. Zat ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Oleh sebab itu, jangan lupa warnai menu harian Anda dengan berbagai bahan nabati yang menjadi sumber senyawa ini.
Fitonutrien Bukan Obat
Nah sekarang kamu sudah paham dengan Fitonutrien, tetapi dia bukan obat. Tapi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan radikal bebas.
Karena itu rajin rajinlah makan sayur dan buah, dan juga yang bervariasi. Dan jika kamu perlu suplementasi carikah yang mengandung fitonutrien, sehingga kamu mendapatkan nilai gizi yang sama dengan dari buah dan sayur aslinya……….(SwaBatik)