Goal Versus Distraction

Masih ingat kah Anda tulisan yang diturunkan oleh SwaBatik.com yang berjudul “Motivasi: Dream and Nightmare” yang menceritakan seorang bapak pengusaha perikanan?. Kisah itu terjadi dalam acara EMT beberapa tahun yang lalu. Dan kali ini akan kita bahas dalam perspektif Entrepreneurship Motivation.

Goal dalam arti umum adalah tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Erat  hubungannya dengan motivasi yang memberikan energi pendorong untuk mencapainya. Distraction adalah gangguan atau hambatan, sesuatu yang mengganggu dalam mencapai goal.

Sering kali apabila seseorang sudah menetapkan suatu sasaran atau goal, maka bersamaan dengan itu akan muncul gangguan. Pada awalnya dalam pikiran dan lama lama berwujud dalam aktifitas, yang menghalangi pencapaian sasaran  itu.

Sasaran dan gangguan merupakan satu garis lurus.Ibarat gerhana mataharai atau gerhana bulan, dimana bulan dan  matahari berada dalam suatu garis lurus.

Coba anda bayangkan, jauh didepan anda ada sasaran, seperti bola pingpong. Kemudian ada gangguan berupa bola tenis didepannya. Apa yang terjadi ? Anda tidak bisa lagi melihat sasaran, justru yang terlihat saat ini adalah gangguan

Dalam kehidupan sehari hari gangguan itu suatu kondisi alam yang tidak mungkin anda rubah. Misalnya kemacetan lalu lintas, cuaca yang dingin hujan, ngantuk dan sebagainya. Kondisi itu berkolaborasi menjelma menjadi gangguan. Tetapi apakah anda harus tidak melakukan kegiatan anda pergi sekolah, atau bekerja, mengejar goal anda.?

Dalam kasus seorang Bapak Pengusaha Perikanan itu, cuaca dingin, hujan perjalanan yang melelahkan memberi makan ikan setiap pagi jam 4 dini hari merupakan gangguan yang tidak mungkin dia rubah. Gangguan ini berlaku untuk semua pengusaha peternak ikan didaerah itu. Kenyataannya ada orang yang tetap melakukan usaha perikanannya dan sebahagian besar ada yang berhenti, menyerah dan tidak melanjutkan usaha perikanannya. Dimana perbedaannya?

 

Tidak Mampu  Melihat Tujuan : Membuat Anda berhenti

Seorang wanita perenang mencoba untuk melintasi melintasi Pulau Catalina hingga garis pantai California yang jauhnya mencapai 26 mil. Kegemaran wanita muda  pada olahraga renang emang sudah muncul sejak kecil, terbukti ia sukses mencetak kemenangan pertama tepat pada usia 10 tahun. Di usia sebelia itu, ia menyadari kesukaannya berenang di laut ketimbang di kolam renang. Tak heran jika di usia yang sama, dia telah menjelma jadi orang termuda pertama yang sukses berenang melintasi Teluk San Diego. Baru pada usia 11 tahun, ia mengikuti berbagai kompetisi berenang terbuka dan sukses memenangkan perlombaan renang amatir di Laut California Selatan.

Tidak puas sampai disitu pada usianya ke 31 tahun  ia berhasil menyeberangi Selat Inggris, dari Prancis ke Inggris dalam waktu 13 jam 20 menit. Catatan waktu tersebut sukses melampaui pemengang rekor pada waktu itu yakni Gertrude Ederle, seorang perenang yang berasal dari Amerika Serikat, walalupun pada even sebemumnya dia sempat ditolak karena dianggap kurang memiliki prestasi. Tak berhenti sampai situ, setahun kemudian perempuan itu kembali menorehkan rekor dengan menyeberangi Selat Inggris lagi, kali ini dari Inggris ke Prancis dalam waktu 16 jam 22 menit. Catatan tersebut menjadikannya perenang wanita pertama yang sukses berenang melintasi Selat Inggris pulang-pergi.

Maka setelah ditentukan waktunya yaitu tahun 1952, ketika perempuan itu berusia 33 tahun, tepatnya pada musim dingin dia akan berenang melintasi pulau Catalina di pantai California. Diapit 2 perahu kecil, dan beberapa orang waratawan mengikuti acara ini. Udara dingin dan butiran es di perairan tidak menghalagi semangatnya. Setelah 15 jam berada di dalam air kabut datang, sehingga ia tidak dapat melihat apa apa didepannya. Pantai California yang tadi terlihat jelas, sekarang hilang tertutup kabut.  Perenang wanita tadi mulai ragu untuk dapat mencapai tujuannya.

Sudah beberapa kali dia meminta untuk diangkat keperahu dan menyerah, namun wartawan tetap menyemangati “ Anda hampir sampai..!!”, Namun setelah melanjutkan berenang sekitar 1 jam, akhirnya ia berhenti dan meminta untuk ditarik keluar laut. Sayangnya, ketika telah berada di atas perahu ia menyadari jika tujuannya hanya 1 mil lagi.

Dia menangis.. “Bukan dinginnya air laut atau kelelahan yang membuat saya menyerah, tapi saya tidak bisa melihat pantai California sebagai tujuan ku..”

Tapi dia tidak menyerah, dua bulan berikutnya ia mencoba lagi dan sukses menembus kabut tebal yang jadi penghalang terdahulunya. Dan wanita perenang itu adalah Florence Chadwick, seorang perenang wanita yang legendaris yang mencatatkan kesuksesan berenang melintasi selat Gibraltar, Bosporus, dan Dardanelles. Pencapaian tersebut yang membuatnya menjelma jadi salah satu legenda renang dunia sampai saat ini. Nama Florence Chadwick diabadikan dalam San Diego Hall of Champions.

Besarkan Goal Anda

Kembali ke cerita Bapak Pengusaha Perikanan tadi. Jadi apa yang membuat beliau tidak menyerah?

“Dulunya saya berusaha perikanan ini mencari uang hanya untuk menutupi belanja hidup sehari hari.. Rasanya saya lelah sekali dan saya hanya mengusahakan kolam ikan hanya separoh dari kolam saya saat ini”. Setiap saya mengerjakan pekerjaanya yang terlihat hanyalah hambatan,  gangguan.

Tapi apa yang membedakannya. Jalan yang dilalui menuju kolam tetap sama, cuaca dingin tetap sama, bahkan berat pakan yang beliau bawa lebih sedikit. “ Bola tenis” sama.!

Ternyata yang membedakan adalah goal atau tujuannya. Tujuan nya berusaha perikanan bukan lagi pada untuk menutupi biaya hidup sehari hari, tapi untuk membiayai anak sulungnya kuliah. Dan itu goal yang besar, bukan lagi sebesar “bola pingpong”, tapi “bola volley”. “Setiap saya melihat hambatan, tetap terlihat tujuan”. “ Tidak ada artinya hambatan dan gangguan itu ketimbang tujuan saya” kata beliau.

Jadi untuk mengurangi hambatan atau gangguan adalah dengan memperbesar goal Anda..!

 

Lakukan berkali kali

Tentu Anda pernah mendengar nama Tiger Wood, pegolf professional. Salah satu pemain golf termasyur dan legend, pemain golf terbaik akhir 90an dan era 20an dengan bayaran tertinggi, sudah menjuarai berbagai pertandingan golf seperti menjuarai 14 PGA Master antara 1997 sampai 2008 dan Masters Tournament 1997, 2001, 2002, 2005, 2008, 2019.

Berapa banyak dia berlatih golf?  Tentu saja banyak…! Semua pegolf profesional top bukan bakat “alami”. Oh, beberapa mungkin memiliki bakat alami, tetapi mereka harus terus-menerus mengasah bakat itu dan berlatih dengan keras  untuk terus menang di golf. Seperti yang pernah dikatakan oleh Lee Trevino – seorang pelatih golf professional “Tidak ada yang namanya sentuhan alami. Sentuhan adalah sesuatu yang Anda ciptakan dengan memukul jutaan bola golf.” 

Wood sendiri pernah mengatakan filosofi golf dalam sebuah wawancara di stasiun TV “Golf is a sport, so you have to train like an athlete” 

Ternyata Wood training marathon 13 jam sehari, mulai dari jam 6 pagi  sampai dengan jam 7 malam. Pagi hari melakukan streching dan olahraga pemanasan (work out), melatih swing, bermain golf 18 holes, kadang malah lebih dan melanjutkan dengan workout kedua di sore hari nya.

Jam 6 pagi mulai latihan pemanasan (work out) dan cardio Fitnes untuk membangun endurance, strength dan agility tubuh.Latihan swing dan short game dengan pelatih selama 2 jam Bermain golf 9 sampai dengan waktu lunch Dilanjutkan bermain golf 9 holes lagi Kemudian dilanjutkan lagi dengan latihan swing dan short game sampai jam 6 sore Dilanjutkan work out lagi dan dinner. Jika diajak temen, kadang-kadang dikombinasi dengan olahraga basket juga.

Untuk mendapatkan hasil tebaik, Woods sangat persistent dengan upaya dan persiapan yang dilakukan tiap hari dan didampingi pelatih. Kalau dipikir-pikir, latihan 13 jam itu pastinya proses yang membosankan dan sangat melelahkan fisik dan mental. Tapi justru itulah tujuannya, tidak hanya menempa fisik/ otot saja, tapi juga untuk menempa mental sang juara.

Menurut hukum 10,000 jam, seseorang butuh waktu 10.000 jam melakukan hal yang disenangi untuk menjadi seorang master/expert, expert apa saja. Baik di olahraga, seni, science, public speaking dll. Pantas saja Woods menjadi sangat master dan juara dengan pola latihan yang diatas rata-rata pemain golf lainnya.

Untuk menjadi salah satu pemain golf terbesar dan legend seperti saat ini, ternyata usaha Woods betul-betul maksimal dalam latihan 13 jam setiap hari. Lakukan semua latihan itu secara rutin dan konsisten tiap hari. Betul-betul beyond extra miles efforts. Latihan yang sangat berat dan jarang dilakukan oleh pemain golf lainnya.

Fokus pada persiapan, karena kesuksesan itu bertemunya persiapan dan kesempatan.

Kembali ke cerita Bapak Pengusaha Perikanan tadi, pekerjaan yang sudah dilakuka berulang kali dengan presisten akan menghilangkan kelelahan, kebosanan dan gangguan dalam mencapai tujuan.

 

Bangkit “Sekali” lagi, jika jatuh

Pernah Anda mendengar prinsip sukses? “Orang sukses itu bangkit satu kali lebih banyak dari dia gagal” Jika dia gagal 1000 kali, tapi dia bangkit 1001 kali, maka dia akan sukses. Sesederhana itu.

“Berkali kali saya gagal panen ikan, peyakit, banjir, dimakan berang berang dan sebagainya, … Setiap kali gagal, setiap itu pula rasanya saya mau berhenti. Menyerah. Tapi saya teringat pada tujuan saya berusaha, setiap itu pula saya coba lagi. Sekali lagi saya coba, gagal, saya coba lagi..”, kata bapak pengusaha ikan itu.

Dan ternyaya hukum “sekali lagi” itu mampu merubah keadaan, dari gagal ke sukses.

 

Salam Sukses…. https://swabatik.com/

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: